Pintudaerah.com – Ketua Umum Rakyat Pro-Gibran Millenial Z (RPGM) Maulidan Isbar mengklarifikasi perkara keterlambatan pembayaran EO pada kegiatan Grebek Akbar Santri (GAS) yang digelar RPGM bersama ormas Nahdlatul Wathan (NW) di Anjani Kabupaten Lombok Timur pada bulan Februari lalu.
Maulidan menegaskan pada perkara ini, pihaknya bertanggung jawab sepenuhnya atas segala Pembiayaan.
Ia menjelaskan, pada kesepakatan kegiatan tersebut, NW hanya terlibat sebagai pihak yang menyiapkan tempat, massa dan izin kegiatan sementara untuk segala urusan kegiatan diluar massa dan tempat sepenuhnya menjadi tanggung jawab RPGM.
“Kesepakatan pada perkara tersebut, NW siapkan jamaah dan tempat. Sementara hal-hal yang lain diluar dari kedua poin tersebut menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya,” tegas Maulidan, Rabu 17 Juli 2024.
Ia membeberkan, RPGM telah berupaya dan beritikad baik untuk menyelesaikan perkara tersebut. Ia mengatakan, pada 26 Mei 2024 lalu, RPGM telah mengundang pihak EO melalui pesan whatsapp untuk datang ke Jakarta setelah sebelumnya pihak EO melayangkan somasi pertamanya kepada RPGM. Namun undangan tersebut tidak dipenuhi oleh pihak EO.
“Kami sudah kirimkan surat undangan untuk bertemu di Jakarta pada saat Ryan (EO Kegiatan) melayangkan somasi pertama pada 26 Mei lalu. Kami sudah berusaha untuk menyelesaikan
perkara ini, namun tidak ada respon dia pada saat itu,” ujar Maulidan.
Maulidan menambahkan, agenda pembahasan di Jakarta itu untuk memastikan mekanisme pembayaran dan penyelesaikan sengketa biaya yang membengkak dan tidak sesuai dengan apa
yang ada di lapangan.
Pasalnya, melalui tim dan panitia internal RPGM diketahui bahwa banyak barang-barang yang dilebih-lebihkan oleh EO hingga biaya sebesar itu.
“Kami bermaksud mengundang EO hadir karena perlu membicarakan penyelesiakan masalah, kontrak yang belum disepekati, dan banyaknya perangkat yang tidak ada selama kegiatan, namun dilebih-lebihkan dan diada-adakan dalam RAB dan tagihan EO.” tambahnya.
Kemudian, kata dia, pada 14 Juli 2024 Ia kembali meminta Ryan untuk bertemu di Pulau Bali, pada rencana pertemuan tersebut, Ryan meminta RPGM untuk menyediakan akomodasi
perjalanan ke Bali.
Pada saat itu Maulidan menyetujui untuk menyediakan akomodasi namun terlambat mengirimkan biaya karena hendak take off ke Bali. Namun secara sepihak, Ryan justru membatalkan pertemuan tersebut tengah malam itu juga setelah 1 jam sebelumnya menyetujui
pertemuan tersebut.
Pagi harinya, pihak RPGM kembali menanyakan kepastian pertemuan untuk memastikan pengiriman akomodasi, namun hal itu tidak terjadi dan Ryan lebih memilih untuk melakukan prescon dengan dalih selama ini RPGM lama memberikan keputusan persetujuan dan pembayaran.
Bahkan, Ryan mengancam akan menggelar prescon dengan mengundang beberapa Media di Kota Mataram.
“Sekali lagi, kami tegaskan kami punya etikad baik untuk menyelesaikan perkara ini, tapi mereka yang tidak beritikad baik, bahkan kami sudah siapkan dan akan kirimkan akomodasinya dan telah berupaya menghubungi hingga 50 kali panggilan kepada Ryan dan kuasa hukumnya
namun tidak ada respon sama sekali.
Kita semua pahamlah, kalau tengah malam dan saat diatas pesawat tidak bisa melakukan transfer.” ujaranya.
Ia juga meminta dan menegaskan untuk tidak mengkaitkan persolan ini dengan NW karena hal ini tidak berkaitan dengan ormas Islam terbesar Di NTB Tersebut,tutupnya.
Sumber: https://www.topikntb.id/2024/07/rpgm-tegaskan-nw-tidak-terlibat-urusan.html